Malaysia a Christian Nation?

What do I think? What do you think I think? I am a Muslim. So again, what do you think I think? A yes? No?

Fiqh Medic

What are the legal maxims of Islamic Law (QAWA’ID FIQHIYYAH). Let's say, if a patient is having a colostomy bag (which contains his urine or feces), would the ablution be valid? How about, if a women is in labour (bear in mind that giving birth to the first child can be as long as 19hours); can she still performs Salah? (Let's find the answer here.)

Men VS Women

Let's think critically. Who is the one which better in governing this world!? Men, who have more influencing and have strong character or women, who have emotional values, and boundless cares and love?

Are You Ready to Fall in Love??

What is love to begin with? we might assume that we have that sort of wonderful love, unshakeable by no others even death. We may sacrifice anything to our beloved person. But, if we claimed that we love Rasulullah, where are the proofs? You are willing to sacrifice anything for his sake?

Does God need us?

Now, tell me, what are the differences between this human-made lego tree and the one who created by our almighty creator,our god?

Monday, June 29, 2015

Cermin Amal


Betapa kerinduan pada ramadhan yang kita pendam-pendam diam sebelum ini telah berbunga. Ramadhan tiba dengan ribuan pesona. Seperti pesona seribu bulan serta makbulnya doa. Seperti pesona Al-Quran petunjuk buat sekalian manusia.
“Bulan ramadhan, bulan yang diturunkan di dalamnya al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan pejelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)…” (Qs. Al-Baqarah: 185).
Sedar tidak sedar, kita sudah melewati separuh ramadhan yang tertinggal pada jejak masa sepanjang kita menempuh perjalanan ini. Alangkah ia seperti bunga-bungaan harum yang telah gugur dari pohonnya. Sungguh, harumnya tetap ada meski gugur semua.




Ketahuilah wahai saudara sekalian, kalian masih punya masa dengan izin-Nya, melainkan Izrail telah tiba untuk mencabut ruh dari jasad. Waktu itu, segalanya sudah terlambat. Hanya berharap pada segala amal kebajikan, serta doa dari yang masih bernafas.
Dan dari Ibnu Umar , dari Nabi , beliau bersabda:  
"Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba selama ruh belum sampai
tenggorokan." HR: Ahmad 3/1532, 1330, at-Tirmidzi: 3537, dan dihasankan oleh
al-Albani dalam Shahih at-Targhib 3/218/3143 dan al-Misykaat: 2449, 2343).

Pada ramadhan kali ini yang barangkali ramadhan terakhir kita, gesalah jiwa dan padukan hati agar dapat meraih redha Allah melalui kemuliaan ramadhan. Entah bila lagi kita akan masih berpeluang mengeringkan tenggorakan dengan berpuasa khusus pada bulan ramadhan. 

Fastabiqul khairat! Kejar selagi terdaya, selagi termampu.

"...maka berlumba-lumbalah kamu dalam kebaikan..."(Surah Al-Baqarah 2:148)
"...maka berlumba-lumbalah berbuat kebaikan..."(Surah Al-Maidah 5:48)

Semoga kita semua dikuatkan jasadi dan disucikan ruhani dalam beramal agar kelak apabila kita menerima buku catatan amalan, tangan kananlah yang akan menyahut tenang.

Biarkan lidah kita basah dengan zikir.

Biarkan wang kita menyenangi perut si faqir

Usah bermalas-malasan untuk tarawih, tahajud mahupun witir.

Semuanya hanya untuk Pencipta kita, Tuhan yang menciptakan segala sesuatu. jadilah kita hamba yang patuh serta taat kepada-Nya.

Dan apabila wajah kita menhadap pada cermin amal, adakah kita dapat melihat jelas siapa diri kita di balik cermin? Justeru, perbanyakkan amal ibadah, ikhlaskan diri dalam beramal, bersegera dan lakukannya sungguh-sungguh. Moga-moga Allah menerima segala amalan kita, mengampuni dosa yang lalu serta mengurniakan redha-Nya ke atas kita.

Insya-Allah.

****

Akhir sekali, ingin kami sampaikan khutbah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di hari terakhir bulan Sya'ban untuk menyambut Ramadhan, hadits ini riwayatnya lemah namun teriwayatkan lebih dari 25 riwayat, dan pada makna-makna kalimatnya didukung oleh hadits-hadits shahih, maka pada hakikatnya meskipun hadits ini riwayatnya lemah namun merupakan perpaduan hadits-hadits shahih yang terpecah, dan riwayat di atas merupakan riwayat yang merangkum kesemuanya. Maka berikut ini khutbah beliau di akhir bulan Sya'ban seraya menyambut bulan Ramadhan:

أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا

Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, yang didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari seribu bulan, bulan yang mana Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai fardhu, dan shalat (tarawih) di malamnya sebagai sunah.

مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخِصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَة فِيْمَا سِوَاهُ

Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan satu kebaikan (amalan sunnah), maka pahalanya seperti dia melakukan amalan fardhu di bulan-bulan yang lain. Barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya seperti telah melakukan 70 amalan fardhu di bulan lainnya.

وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ

Inilah bulan kesabaran dan balasan atas kesabaran adalah surga,

وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ

bulan ini merupakan bulan kedermawanan dan simpati (satu rasa) terhadap sesama. Dan bulan dimana rizki orang-orang yang beriman ditambah.

مَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلَ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ

Barang siapa memberi makan (untuk berbuka) orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan dia mendapatkan pahala yang sama sebagaimana yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa.

قَالُوْا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يفطرُ الصَّائِمُ

Para sahabat berkata: "Wahai Rasulullah! tidak semua dari kami mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka."


يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةَ مَاءٍ أَوْ مَذقَةَ لَبَنٍ

Rasulullah menjawab: "Allah akan memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau setetes susu".

وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ

Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) Allah menurunkan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) Allah memberikan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka .

مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ

Barangsiapa yang meringankan hamba sahayanya di bulan ini, maka Allah SWT akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.

وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، : خِصْلَتَيْنِ تَرْضْوَنِ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخِصْلَتَيْنِ لَا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخِصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لَا غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ

Perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka .

وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ

Dan barang siapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku (Haudh) dimana dengan sekali minum ia tidak akan merasakan haus sehingga ia memasuki surga.

Tuesday, June 23, 2015

Appreciating Ramadan

Assalamualaikum to ALL out there.

Today, it is the sixth day we are fasting and so far, Is there any significant improvement in your daily life? Are you continuously reciting Al-Quran with Allah in heart? Have you said thanks to Allah? For giving you chance to arrive on this blessing month, again this year, without much efforts from us but with HIS mercy and hopes that we could change. We open our eyes today, and it is Ramadan. For He has given the chance for us all to repent on our mistakes and He has given us chance to collect as much rewards as possible during Ramadan. So don't, ever, ever, ever you waste it. Grab every seconds, remember him, do good deeds for him, be patience to get HIS blessings, read Al-Quran, Zikir, and whatever that you could, as your rewards are multiplied. 

Do you know what? I am on a semester break and all that I do at home was cleaning the house, doing the never end housework, making sure everything is in the right order, sending and taking my siblings to and from school, helping them with their assignments, visiting relatives and all. Well, I have some time for myself too, to do things that I want and like, to prepare for my coming semester and all. And yes, we are in a fasting month, so reading Al-Quran is a must. But, is that all to Ramadan? Living life like normal, fasting, praying Taraweh and reciting the Al-Quran? Well, I know there are so much of it if we are to talk about the blessings of Ramadan and the amal that we could do along way, very much that you could type it on Google and what is there left was for you to read.

My mom, every weekdays, from 4.30 am in the morning, I woke up and she was already in the kitchen, preparing food. She drives to work everyday, to another state, and came back late evening at around 6.30, helped dad and me in the kitchen, break fast, clear the kitchen, pray Maghrib, Read Al-Quran and fall asleep before Isyak, too tired, very tired. 
I told her,
"Mommy, if you are this tired, just pray Isyak and rest..." I told her apologetically, saying her that Taraweh is just a Sunnah
She smiled at me with her sleepy eyes when I woke her up during Azan and told me something very simple from her thoughts.
 "Angah, it's okay. I know it's sunnah. To me, since this prayer can only be done in Ramadan, I didn't want a miss even a day. We never know if next year, we could still have the chance to do it, that's why..."
Her answer, may sounds very basic and simple, from someone who understand Islam as so-so. But to me, it hit me right on the heart. It brings me back to the deepest importance of Ramadan, it made me realize how special Ramadan is and it made me appreaciate Ramadan.


Let's not get drown in worldly matters. Let's open our eyes and think with our heart. For this one time, for those who may have forgotten the blessings of Ramadan, let's try to remind ourselves and those around us. Doing the right things is good, but knowing the reason you are doing it, with heart I should say, is equally important.

There are many benefits to Ramadan and right this moment, I would just write about how it could affect our Taqwa and how Ramadan gives protection to us all. Bear with me comrades, like I always say, it may be something so trivial to you, but to people like me who always forget and need to be reminded, sometimes, it is good to write and say it many times.

Self-discipline, self-control, self-restraint and self-evaluation. All of these, if practiced, could increase our Taqwa to Allah. I bet everyone has heard about how Ramadan is the best month to change. For one month, if you do something routinely, it will become alive in your blood, making it a habit without fail even when Ramadan ends. Cool, right? Then, use this moment to become more discipline. Wake up early and help your mom to prepare Sahur to get Allah's blessings. Even though just by laying the plate on the table, Allah would reward you for sure. There are nothing to lose in Ramadan, if you do it all for Allah. Take this opportunity, to make those around you happy for Allah. And for those who are fasting far away from the family, it did not mean that you have nothing good to do. Wake up and Pray Tahajjud. Recite the Al-Quran. Have a personal, quiet, one-to-one talk with Allah early in the morning, do anything, that keep your heart and mind on him, and it will help you increase not only your discipline but taqwa. This is the time, we prepare for Hereafter, grab as many rewards as you can and learn to fear Allah so you would have a better self-restraint towards worldly stuffs.

The next benefit is the chance of becoming a better, good manner muslim. Well, it is about the same as the first one. Frankly, I really didn't know why my writing turn out that way. Anyway, we all know that we are free from the Satan whisper in Ramadan, but remember, we still have our nafsu to deal with. And trust me, for everyone, this is not something small to deal with. Sometimes, Allah tested us with a higher level of situation where it angers you to the maximum, to build your patience. We are to stay away from any immorality and the makrooh, masbooh and haram and this is the moment we are taught to restrain our self from what is wrong.

Sincerely, I think human, with the advance of technology and the widespread of entertainment nowadays, they began to forget and slowly drowning in this busy world. There are so many sources where good knowledge and islamic reminders, all over the media and books but not all actually pay attention to these things. We would drown too deep if we let ourselves loose for so long. Allah, has gives us everything that is the best for us, there are helping hands, supporting people around, there are boats to board around, there is also nearby land where you could start a new, and now, it is all depend on us, whether we want to be rescued, whether we want to swim and safe our self from the ocean of dunya or whether you want to stay drowning. The decision is actually ours. We are the creation of Allah that is given the ability to think and make our own decision. So, choose what is right.

 Never forget, another thing that Allah gives us in hand at the moment, time. As for this second, it is still ours and so we could still make good use of it. But, once the time return to the giver, Allah, there is really nothing else that is left with us dear friends. So, extend your hand, go against the strong current of the ocean, with Allah as reason you want to keep surviving in this harsh world to carry on our responsibility as a Muslim. Take this chance in this blessings month, pray to Allah to ease your way in struggling to the surface of the ocean. I know it is not easy, because you may be too deep inside, but slowly, slowly and patiently swim upwards. Though you may feel like it is dark ahead of you, when you have Allah in your heart, even with closed eyes, you could see the light.

Ramadan makes it easier for you as one of the big obstacle, the satans are chained. So, use it well, Fight your nafsu, fight the darkness within you. fight your past mistakes, fight to be better and remember to do it all for Allah, then only you would be rewarded and blessed.

Up to here for now. It has been a while since I last write, so I apologize for any failings in my part. Hope you enjoy reading. And as for today sharing, it is a verse from Surah Ibraheem that tells us about one of the greatness of Al-Quran



AnneZR

p/s: There was a joke in my family during Ramadan. After coming back from Taraweh, my three brothers would be acting as if they were carrying something heavy, "Tepi, tepi, tepi angah..." They would acting perfectly well, as if it was so heavy when not even a sinlg thing was on their hand. Do you know what, they said they are carrying their rewards and it is so much that they may have to go back to the mosque again to carry all back. Last few days, I asked my dad, "Baba, tak bawak balik pahala ka hari ni...?" I asked him, seeing him leisurely walked inside the house. And he answered, "Ish banyak sangat, baba tak tau berapa lori baru nak boleh bawak. Baba tinggai dulu la kat masjid..."

I know the rewards to 'Beribadah' is not countable. And to human, maybe few lorries of rewards are considered too much already, but Allah is giving us more, more than what we could ever thought. So, take the chance in Ramadan and prepare yourself for the Hereafter, a reminder to me and you all.


Sunday, June 21, 2015

Aku & Ramadhan



Ahlan wa sahlan Ramadhan.
Inilah Ramadhan, bulan tarbiah, bulan yang bertujuan untuk mendidik.
Inilah bulan, dimana kita boleh mengenal, siapa kita sebenarnya.
Masa untuk mengenal diri sendiri.
Mengenal diri sendiri?


True Self & False Self

D.W. Winnicott, seorang paediatrician dan psychoanalyst telah memberikan idea nya dalam mengenal personaliti manusia, iaitu True Self & False Self. Idea ini kemudiannya dikembangkan oleh psychoanalyst yang lain pada tahun-tahun berikutnya.

Setiap dari kita punyai personaliti masing-masing. Namun, dari personality itu, bukan semuanya kita paparkan. Ada personality yang kita sengaja/tidak sengaja sembunyikan.

Atau, dari seorang ustaz syuyukh (orang lama) DnT yang ku hormati, dia berkongsi; manusia ini punyai lapisan-lapisan nya. Ada lapisan luar yang dia tunjukkan pada orang ramai, ada lapisan dalam yang sebenar yang dia sembunyikan.

Idea yang sama. Analogi yang berbeza.

Lapisan luar yang kita tunjukkan, kebanyakan hanyalah untuk tatapan umum. Untuk disukai, untuk dihormati, untuk disayangi & dihargai.
Dan disebabkan kita mendapat ‘comfort’ dengan lapisan luar ini, our true self mula kita ketepikan. Merasa, this is how I should be. Faking it out. Inilah yang dikatakan, narcissism.



Namun, setuju atau tidak, setiap dari kita ada sifat narcissism ini. Beza tahapannya sahaja.
Jadi, just be your true self.


True self
Walau ucapan ‘menjadi true self’ ini ada positifnya, namun ada sebab kenapa kita sembunyikannya.
Boleh jadi, true self kita ini, tidak lah sebaik mana, sangat negative, mudah berburuk sangka, dsb. Lalu, kita memilih untuk menyembunyikannya.

Dan itulah yang mahu kita perbaiki dalam bulan Ramadhan ini.


Nafsu dalam True Self

Berbeza dari Winnicott, Alice Miller, seorang psychologist berpendapat, true self ini bukanlah datang sekaligus. Bukan satu package. Ia bukan datang seolah disetkan sejak lahir, tapi ia terbina sedikit demi sedikit sepanjang kehidupan itu.
True self itu mampu dibina dan dididik. Ia mampu dibentuk.

Jadi, dalam kita mengenal true self kita, saya jatuh cinta bagaimana Islam menjelaskan mengenai diri kita. Our true self.

Segala perbuatan kita berpunca dari hati. Ini sabit hadis sahih Imam Bukhari & Muslim.
Dari hati, adanya keinginan/kehendak yang kita kenali sebagai nafsu. Dan dari nafsu itu terbahagi kepada dua.

"Dan tiadalah aku berani membersihkan diriku; sesungguhnya nafsu manusia itu sangat menyuruh melakukan kejahatan, kecuali (nafsu) yang telah diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
Yusuf 12: 53

1.       1.  Nafsu yang menyuruh kepada kejahatan.
2.       2.  Nafsu yang diberi Rahmat oleh Tuhan.

Sudah tentu ada pendetailan mengenai nafsu itu sendiri kepada nafsu lawwamah, mutmainnah, amarah, dan beberapa jenis lagi, namun itu bukanlah fokus kali ini. Tapi lebih kepada mengenal sifat nafsu itu sendiri.

Nafsu itu asasnya mempunyai dua sifat. Satu mampu merosakkan, dan satu mampu menguatkan.

Ulama tasawwuf (jika boleh saya quote dari Habib al-Jufri; hanya untuk bab nafsu ini sahaja) membahagikan nafsu dalam dirinya itu sebagai satu entiti.
Seolah satu individu lain dalam diri.
Kemampuan ‘individu’ ini pula, ia mampu mempengaruhi keputusan kita. Sama ada baik, atau jahat.

Jadi penting untuk kita jelas mengenai nafsu itu sendiri. Supaya kita mampu manfaatkannya.



Individu Tersembunyi

Kesan dari kita jelas akan adanya nafsu dalam diri, kita akan mula sedar keinginan yang ia mahukan.
Kita mampu menapis nya terlebih dahulu.
Kerana ada masanya, hati ini kita turutkan saja.
Tanpa memikirkan langsung kesannya.

”Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?. atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”.
 Al-Furqaan:43-44

Start to learn to say NO to our nafs.
Belajar untuk mengenal nafsu diri.



Ramadhan Mengunci Syaitan
Justeru, Ramadhan adalah masa terbaik untuk kita mengenal diri. Mengenai true self kita.
Perhatikan hati kita. Awasinya. Lihat, apa yang ia mahukan dari kita.
Apa yang kita tahu darinya, itulah status diri kita. Status hati kita.
Kerana tiada lagi syaitan untuk menggoda.
Hanya kita & nafsu sahaja.
Inilah masanya.
Medan tempur kita.
One-on-one.
Bersedia untuk menghadapi the real you?



Tarbiah Dzatiyyah (Pendidikan Diri Sendiri)

Inilah masa untuk kita mendidik diri kita.
Mendidik true self kita.
Bukan sekadar lapisan luaran.
Bukan sekadar ‘nampak’ baik, tapi benar-benar cuba untuk menjiwai kebaikan itu.
Didik sehingga ke lapisan paling dalam.
Supaya apa yang kelihatan diluar, adalah apa yang hasil dari dalam.

Bukan lagi False self. Tiada lagi berpura-pura.
Hanya kita & Allah. Itu saja. Bukan untuk orang lain. Hanya untuk Dia.

Sampai bila?
Sampai kita bertemu dengan Nya kelak.
Saat kita akan tersenyum, dan merasa rindu untuk bertemuNya.
Kita redha kepadaNya, Dia juga redha akan kita.

Sementara kita masih punya Ramadhan. Manfaatkannya.
Bukan sebulan ini, tapi untuk 11 bulan akan datang.
Learn to build the new & better you.


Medan Muhasabah

Jadi, persiapkan diri untuk menghadapi Ramadhan selama sebulan ini.
Kurangkan perkara-perkara yang tidak berfaedah.

Seperti seorang akh yang ku kenal, dia berazam untuk tidak pergi ke bazaar sepanjang Ramadhan.
Pada mulanya aku tak faham, kenapa? Pelik betul azam Ramadhan dia yang ini.
Sehinggalah selepas itu aku ke Bazaar, dan aku mula memahami kenapa.
Anda?
Anda lebih tahu apa yang anda lakukan.
Rancang & laksanakan.
If you fail to plan, you plan to fail.

Sabda Rasulullah saw (bermaksud):

"Berapa ramai yang berpuasa tidak memperolehi apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga. Berapa ramai orang mendirikan solat malam tidak memperolehi apa-apa kecuali berjaga malam dan keletihan "
(Riwayat Ibnu Majah daripada Abu Hurairah. Telah dihasankan oleh Albani).


Let the your true self be centralized around Allah, the Creator of the universe,
Rather than it be centralized around Dunya, which you will leave it one day..


Ramadhan Mubarak. 

Allahul musta'an. Semoga Allah memberi anda dan saya yang menulis ini kekuatan. Amin.